Cegah Stunting Pemda Kuningan Bagikan Makanan Tambahan Untuk Balita Dan Ibu Hamil

    Cegah Stunting Pemda Kuningan Bagikan Makanan Tambahan Untuk Balita Dan Ibu Hamil

    KUNINGAN - Intervensi Pemerintah Kabupaten Kuningan terhadap penanggulangan stunting terus di lakukan. Salah satunya dalam Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal kepada Ibu hamil dan anak-anak Balita (Bawah lima tahun).

    Kegiatan ini di launching oleh Penjabat Bupati Kuningan, Dr. Drs. H. Raden Iip Hidajat, Mpd, yang didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Kuningan, Hj Susi Widyawati, S.Sos M.IP di Balai Desa Sangkanurip Kecamatan Cigandamekar, serta di saksikan secara Zoom meeting bersama 37 Puskesmas lainnya se-Kabupaten Kuningan, Selasa (07/05/2024).

    Pada saat yang sama, disetiap Puskesmas juga diserahkan secara simbolis makanan tambahan berbahan pangan lokal seperti susu, pisang, tahu, telur, sayuran dan daging kepada Ibu hamil dan balita secara serentak.

    Dikatakan dr. Hj. Susi Lusiyanti selaku Kepala Dinas Kesehatan dan Ketua pelaksana, bahwa berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan angka stunting di Kabupaten Kuningan sebesar 23, 4% naik 3 persen dari tahun 2022.

    “Pemberian makanan lokal tambahan ini merupakan rangkaian dari titik-titik krusial dimana kita ingin mencegah stunting. Karena stunting ini sesuatu yang prosesnya cukup panjang, jadi banyak titik dimana kita harus intervensi” Ujar Susi.

    Pemberian makanan tambahan berbahan pangan lokal ini, ujar Susi, akan diberikan kepada masyarakat dengan sasaran Balita dengan kasus berat badan tidak naik dan berat badan kurang selama 2 sampai 4 minggu.

    “Selain itu, diberikan juga kepada Balita dengan kasus Gizi kurang selama 4-8 minggu dan Ibu Hamil Kek (Kurang Energi Kronik) selama 120 hari. Diharapkan melalui program ini dapat memperbaiki status Gizi ibu hamil dan balita sehingga kemungkinan stunting dapat berkurang” Kata Susi.

    Sebelum dilaunching, Pj Bupati Iip Hidajat menyebutkan bahwa persoalan stunting merupakan masalah kita bersama yang perlu mendapat intervensi dan perhatian khusus bukan hanya Pemerintah, tetapi juga pihak swasta dan masyarakat.

    Peer kita banyak, terutama stunting. Ini memang berat, tapi saya yakin kalau kita keroyok bareng-bareng, stunting ini bisa kita selesaikan” Tutur Iip bersemangat.

    Iip menyebutkan intervensi terhadap stunting dapat dimulai dengan langkah preverentif pada saat sebelum wanita menikah dan mengandung dengan memberikan edukasi yang cukup dan kesadaran mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang.

    “Selain itu, kita juga perlu data yang akurat dan terupdate. Harus ada data by name by addres sehingga ketika ditemukan kasus stunting baru dapat langsung tertangani dengan baik” Ujar Iip.

    Masih dikatakan Iip, bahwa selain dengan memberikan Makanan tambahan lokal, juga harus disertai dengan edukasi gizi dan kesehatan untuk perubahan perilaku.

    “Misalnya dengan dukungan pemberian asi, edukasi dan konseling pemberian makanan, kebersihan lingkungan dan sanitasi untuk keluarga dalam mencetak generasi berkualitas di masa depan”

    Pada saat yang sama juga diresmikan Warung Sikuda Salting (Generasi Kuningan Muda Bebas Stunting) sebagai salah satu mitra Pemerintah daerah melalui UPTD Puskesmas, dimana pelaku UMKM akan berjualan dengan menyediakan kebutuhan pangan bergizi seimbang untuk Ibu hamil dan Balita. Warung Sikuda Salting pertama ini terletak di Desa Sangkanurip, Kecamatan Cigandamekar, yang akan diikuti di 37 Puskesmas dan Kecamatan lainnya di Kabupaten Kuningan. (BagProkompim/SetdaKuningan)

    Mulus mulyadi

    Mulus mulyadi

    Artikel Sebelumnya

    Kementan RI Beri Bantuan Pompa Air Ke Kuningan

    Artikel Berikutnya

    Motivation Day Korpri Tingkatkan SDM ASN

    Berita terkait